Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Agustus 2025 secara daring di Jakarta, Kamis (4/9/2025). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Jakarta (ANTARA) – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan aksi demonstrasi yang terjadi di dalam negeri pada pekan lalu hanya berdampak terbatas pada volatilitas pasar saham.
“Terkait situasi terkini, dengan fundamental ekonomi yang solid serta komitmen OJK untuk menjaga stabilitas pasar, kami melihat volatilitas yang terjadi pada akhir Agustus dan awal September bersifat terbatas dan ke depan diharapkan dapat terus membaik,” kata Inarno dalam konferensi pers RDKB Agustus 2025 secara daring di Jakarta, Kamis.
Inarno mengatakan Otoritas Jasa Keuangan telah memiliki bauran kebijakan pada kondisi pasar berfluktuasi secara signifikan untuk merespon atas dinamika kebijakan global yang dikeluarkan pada Maret dan April 2025.
Kebijakan tersebut antara lain buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), penundaan implementasi pembiayaan short selling, penyesuaian trading halt dan penerapan asymmetric auto rejection.
“Berdasarkan asesmen dan evaluasi yang dilakukan oleh OJK dan SRO (self-regulatory organizations), kebijakan tersebut masih relevan untuk kondisi saat ini,” kata Inarno.
Lebih lanjut, Inarno mengatakan OJK akan melakukan evaluasi atas kebijakan tersebut secara berkala dan terus memonitor kondisi pasar keuangan, serta mengambil kebijakan yang diperlukan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar juga menyampaikan hal serupa. Secara umum, dinamika sosial-politik yang terjadi belakangan menimbulkan dampak yang terbatas pada industri jasa keuangan.
“Betul, walaupun sempat terjadi gejolak volatilitas di beberapa hari sebelumnya, namun perkembangan lebih lanjut dan sampai kemarin kita melihat bahwa dampak dari perkembangan beberapa hari terakhir ini relatif terbatas,” katanya.
OJK menilai sektor jasa keuangan resilient dan tetap terjaga di tengah dinamika global dan domestik. Secara fundamental, Mahendra mencatat bahwa indikator-indikator di sektor jasa keuangan menunjukkan tingkat permodalan yang solid, likuiditas yang sangat memadai, dan profil risiko yang terkendali.
OJK juga melakukan langkah-langkah strategis untuk antisipasi berbagai kemungkinan, serta dalam rangka menjaga stabilitas sistem jasa keuangan dan pelayanan bagi masyarakat.
Salah satu yang dilakukan yakni koordinasi intensif dengan lembaga jasa keuangan (LJK) dan pihak-pihak terkait untuk memastikan layanan keuangan berjalan optimal bagi masyarakat.
Hal itu mengingat bahwa infrastruktur lembaga jasa keuangan secara umum terjaga baik, namun pendataan dan asesmen menyeluruh atas dampak dinamika di dalam negeri terhadap lembaga jasa keuangan perlu terus dilakukan.
“Untuk itu, OJK meminta LJK proaktif mengidentifikasi potensi-potensi kerugian dan risiko, serta mempercepat asesmen terhadap penilaian kemungkinan kerugian dan memastikan pembayaran klaim segera dilakukan,” kata Mahendra.
IHSG sempat turun 2,27 persen ke level 7.771,28 pada penutupan sesi I perdagangan Jumat (29/8), sebelum sedikit berbalik arah dan ditutup di level 7.830,49 pada akhir perdagangan hari yang sama.
Pada Senin (1/9), IHSG dibuka melemah 2,69 persen ke posisi 7.620.10, masih berada di zona merah. IHSG kemudian berbalik menghijau pada Selasa (2/9), dan Rabu (3/9), seiring mulai kondusifnya situasi sosial-politik domestik.
Pewarta: Rizka KhaerunnisaEditor: Virna P Setyorini Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.